Thursday 8 October 2009

MEMAKSIMALKAN FUNGSI E-BOOK TELESEL (TELEFON SELULAR)

Oleh Jajang Suryana

PENDAHULUAN
Penelitian tentang efektifitas e-Book sebagai alat pembelajaran perlu segera dilakukan. E-Book adalah hasil olah teknologi yang sangat praktis sebagai bentuk bahan bacaan bagi masyarakat luas. Sebagai definisi operasional, perlu dikemukakan terlebih dahulu pengertian tentang e-Book. Di sini, bisa dikemukakan sebagai contoh, batasan pengertiannya yang diambil --di antaranya-- dari dua jejaring. Pengertian ini adalah pengertian umum perkomputeran yang --boleh jadi-- belum masuk ke dalam teori ilmiah.

Dalam http://www.geocities.com/kbaklub/tentange-Book.htm, diakses 29 Juni 2008, disebutkan bahwa “E-Book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik. E-Book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer”. Begitupun dalam http://blog. persimpangan.com/blog/2007/08/30/what-is-an-e-Book-information-about-downloadable-books/, diakses 29 Juni 2008, secara sejalan disebutkan bahwa “e-Books are very similar to normal physical books in the sense that they are rich in content. They are a huge resource for information. Anything you can put in a physical book, you can put in an e-Book”.

Kini, e-Book (cara penulisannya beragam, tampaknya para pengguna TIK lebih suka menyebutnya e-Book, bukan buku elektronik yang merupakan terjemahannya), seperti e-Mail (electronic mail, surat-e, atau surat elektronik) telah mulai memasyarakat. Penggunaan e-Mail telah lebih dahulu memasyarakat sejalan dengan merebaknya pengaruh penggunaan media internet. Surat elektronik ini sempat menurunkan ketenaran kartu ucapan, sehingga para desainer kartu menjadi panik. Bahkan, hampir menjatuhkan posisi layanan surat lewat kantor pos.

Kemudahan penggunaan e-Mail, karena bersifat dua arah, yaitu bisa digunakan chatting, sebagian besar bisa mengalahkan surat nodigital yang terbilang “ribet” dan agak mahal. Alamat e-Mail telah menjadi kebanggaan seseorang ataupun lembaga dan perusahaan ketika menerakan alamat dalam kartu namanya. Kemudahan penggunaan e-Mail kini mulai didesak oleh kemudahan penggunaan surat pendek yang disebut SMS. Lebih jauh lagi, SMS telah dikembangkan sama seperti fungsi e-Mail, bisa digunakan untuk chatting. Kini, fitur e-Mail telah pula menjadi bagian penting dalam teknologi telesel.

Sementara itu, e-Book sebagai hasil pengembangan teknologi baru, masih dalam proses pemasyarakatan. Sebagai buku digital, e-Book memiliki kelebihan dan kekurangan. Ia lebih “ringan” dan ringkas. Tetapi, seseorang yang ingin membaca e-Book, paling tidak harus memiliki perangkat komputer yang terkoneksi dengan internet.

Kini, Depdiknas telah mulai memasyarakatkan e-Book dalam bentuk program BSE (buku sekolah elektronik) secara gratis kepada khalayak. Sayang, program BSE ini masih terkategori sulit pengaksesannya, entah karena banyak pengakses, entah karena jalur data yang kurang memadai untuk proses pengunduhan. Sekalipun teknologi mirror server disediakan di beberapa tempat: Jakarta, Surabaya, dan Makassar.

Tampaknya, ada kendala besar dalam jalur-jalur lalu-lintas informasi yang kita miliki. Kendala tersebut terkait dengan ketimpangan yang berat antara kondisi di daerah dengan di pusat. Masyarakat kota-kota besar sudah bisa menikmati layanan internet gratis dengan kesempatan akses yang --bisa dikatakan-- sangat sedikit hambatan. Sementara itu, masyarakat di pinggiran, yang secara ekonomis kurang mampu melayani dirinya sendiri karena ketidakmampuan secara ekonomis, dipersulit lagi oleh kondisi layanan informasi yang tidak lancar. Seseorang yang berada di daerah, jika ingin mengakses BSE yang free download, harus mengeluarkan biaya lebih mahal ketimbang membeli buku cetakan. Ketimpangan-ketimpangan sejenis kerap memosisikan masyarakat kecil sebagai korban aneka program yang dirancang secara kurang matang.

Tetapi, Media Informasi & Panduan Optimalisasi Ponsel Mobile Guide, Edisi 16, 8 Agustus - 4 September 2008, telah berusaha memberi kemudahan akses BSE untuk para pembaca majalah tersebut, yaitu menyertakan hasil unduhan BSE yang utuh dalam CD gratis yang disertakan dalam penerbitan majalah! Sebuah terobasan yang cantik dari perusahaan yang peduli terhadap kebutuhan khalayak. Yang lebih menyenangkan pembaca adalah yang dilakukan pengelola majalah PCMedia. Pada edisi 10/2008, pengelola majalah tersebut telah menyediakan bonus pembelian majalah berupan 2 DVD yang berisi 406 judul BSE (ver. 2008.08.23 - unofficial) lengkap hasil download. Satu DVD berisi 95 judul buku elektronik tingkat SD/MI, yang lain berisi 70 judul buku SMP/MTs, 25 judul buku SMA/MA, dan 216 buku SMK.

Banyak situs internet yang menawarkan e-Book yang bisa didownload tanpa bayar. Buku-buku langka, misalnya kitab kuning yang sangat beragam, buku yang secara fisik bisa memakan tempat yang cukup banyak, kini telah dikemas lebih ringkas dalam bentuk e-Book. Di antaranya bisa diunduh secara bebas. Permasalahan utama pengunduhan buku-buku elektronik itu, seperti telah disebutkan, adalah ihwal kemampuan layanan besaran jalur lalu lintas data atau bandwitch yang masih belum seimbang dengan kebutuhan. Sehingga, melalui bandwitch yang ada sekarang, proses pengunduhan bisa menjadi masalah besar bagi masyarakat umum di luar perusahaan. Bisa dibayangkan, seseorang yang mengunduh satu set ensiklopedi yang memakan ruang ukuran gigabytes, akan memerlukan waktu yang sangat lama. Komputer gegas dan layanan server yang lancar, diperlukan sebagai sarana utama pengunduhannya.

Meskipun telah banyak ditawarkan software pengunduh sejenis bit-torrent yang diiklankan sebagai pengunduh data ukuran gigabytes yang mudah karena teknologi transportasi data yang dibagi dalam gabungan sejumlah server, proses pengunduhan data yang besar memerlukan saluran aliran data yang deras. Hanya perusahaan besar yang telah memiliki layanan bandwitch lebar yang bisa dengan leluasa melakukan pengunduhan data secara cepat.

Belum lama ini, e-Book telah ditawarkan juga sebagai salah satu fitur yang bisa diolah di dalam telesel. E-Book jenis ini, dalam sejumlah website, telah ditawarkan juga secara gratis maupun berbayar. Begitupun softaware pengolahnya. Software atau perangkat lunak yang ditawarkan di internet banyak jenis dan tuntutannya. Kehadiran perangkat lunak baru untuk keperluan operasi kegiatan baru, pasti melahirkan format-format file yang baru juga.

Kini, telah lahir file olahan kata, sekaligus juga hasil olah gambar dengan format yang cocok untuk telesel tertentu. Dengan memanfaatkan e-Book khusus format telesel, seseorang bisa menikmati bacaan kesayangannya, misalnya cerita pendek, novel, bahkan kitab suci, melalui telesel miliknya. Telesel yang bisa digunakan untuk meyimpan e-Book jenis ini adalah telesel yang memiliki fitur Java. Pembuatan e-Book format telesel ini memerlukan perangkat komputer dan software khusus pengolah e-Book. Software dimaksud di antaranya adalah mjBookMaker 4.7.0.226 yang bersifat freeware.

E-Book v.s. Buku Cetakan

“Buku sebagai medium informasi nondigital, yang tidak kolaboratif, tidak interaktif, tidak up to date, tidaklah lagi cocok di era informasi dan sebaiknya minggir” (Haryanto, dalam PCMedia, 2008: 26).

Pernyataan di atas yang ekstrem, yang mengacu kepada kondisi informasi sekaligus juga sosial masa kini, tampaknya perlu menjadi bahan renungan.
MjBook.jpg


Gambar 1

Antarmuka software mjBookMaker 4.7.0.226. Program freeware ini ditawarkan dalam sejumlah situs. Dengan cara menggoogle (istilah pencarian atau searching menggunakan search engine Google) kita bisa menemukan lokasi banyak situs yang menawarkan download secara gratis software ini.
Barangkali, terkait dengan keberadaan buku cetakan sebagai pustaka yang dikatakan “paling kolot, paling mahal, paling memiliki berbagai kekurangan”, memang demikian adanya. Satu set ensiklopedi berupa buku cetakan yang terdiri atas 15 jilid misalnya, bisa berbobot sekitar 30 kg. Siapa yang memiliki kekuatan lebih untuk membawa-bawa semua buku ensiklopedi seberat itu? Manusia masa kini yang sangat mobile, selalu bergerak berpindah-pindah tempat, dan sangat sadar informasi, memerlukan kenyamanan dan kelengkapan data miliknya yang bisa diakses di mana pun mereka berada.

Sebuah mobile personal computer masa kini, dengan container data di atas 250 GB, bisa menyimpan buku elektronik (e-Book) dalam jumlah yang begitu banyak. Ditambah kemampuan mengakses internet yang juga mobile, lengkaplah bagi si pemilik untuk bisa selalu mengakses sumber informasi di mana pun.

Hal yang mengejutkan adalah data tentang pengubahan distribusi buku-buku cetakan menjadi e-Book akan menghilangkan sebagian besar kekurangan buku, tidak ada lagi biaya dan efek samping dari kertas, dan seandainya 3 milyaran buku tak perlu dicetak lagi setiap tahunnya, Amerika saja bisa menyelamatkan 20 juta pohon. Di samping hal itu, pada saat manusia sangat sibuk, rata-rata penyuka buku hanya akan membaca ringkasan (: abstrak) isi sebuah buku (Haryanto, dalam PCMedia, 2008: 26). Menurut perhitungan para ahli, e-Book membuat harga buku turun 20-25%.

Pengembangan teknologi pengolahan naskah digital telah mengalami perubahan sangat cepat. Semua perusahaan perangkat lunak berusaha menggandeng pengguna agar mengikuti dan suka menggunakan format jenis file yang mereka buat. Ketika produk Microsoft menjadi software yang sangat populer di kalangan para pengguna, misalnya Microsoft Windows untuk operating systems (OS) dan Microsoft Office (perangkat lunak perkantoran seperti pengolah kata, pengolah database, pengolah presentasi, dan pengolah rancangan website), maka format-format file buatan Microsoftlah yang banyak didukung oleh pembuat software lainnya. Pengagas, penemu, pendahulu, selalu menjadi patokan.

Satu contoh lain yang tampaknya menjadi nakhoda file-file berformat .pdf adalah perusahaan Adobe, melalui software Adobe Acrobar Readernya. Tetapi, selalu saja ada jalan keluar, ada jalan pintas, bahkan ada jalan “curang” yang ditemukan oleh para pemrogram yang cerdik. Kini, file-file format .pdf yang pada awalnya sulit diubah-ubah, selain didukung oleh perusahaan-perusahaan lainnya untuk memrogram perangkat lunak sejenis, juga disaingi oleh pembuat software tandingan yang kemampuan softwarenya dirancang bisa mengubah citra file .pdf yang selama ini dianggap “aman” dari upaya pengubahan. File .pdf, kini, mulai bisa diolah ulang sebagaimana file olahan kata yang umum.

File dengan ekstensi .rtf yang populer buatan Microsoft Windows, dianggap simpel dalam penyimpanan data tulis untuk kegiatan sharing data e-Mail. Oleh karena itu, banyak sekali orang menggunakan format file ini dalam pengiriman e-Mail mereka. Di samping hal itu, jenis file ini tergolong masih aman dari serangan virus. Tetapi, jika file .rtf berisi tulisan dan gambar (tabel, apalagi gambar citra/image bentuk vector maupun pixel) format file ini malah semakin “gemuk” isinya. File .pdf maupun file .rtf sementara waktu ini masih dianggap jenis file yang nyaman digunakan. Oleh karena itu, penggunaan file .pdf dan .rtf masih banyak disukai pengguna komputer sebagai format file naskah untuk simpanan data.

Format file .pdf kini banyak digunakan untuk mengemas e-Book. Di samping .pdf, ada juga format file .png, .zip, .rar, .sis, .jar, .jad, sebagai basis format e-Book. Sementara itu, sebelumnya file format .chm yang bisa diproduksi menggunakan software buatan China, sangat populer dan biasa dipakai dalam menyusun tutorial perangkat-perangkat lunak. Format file e-Book untuk telesel, pada dasarnya berbeda dengan e-Book untuk PC (personal computer).

File-file eBook.jpg



Gambar 2

Sejumlah contoh file yang digunakan sebagai format e-Book di internet. Ada file dengan format .pdf, .zip, .rar, .doc, .rtf, maupun .html.

Java sebagai salah satu platform bahasa pemrograman yang digunakan dalam perangkat telesel, menjadi format umum yang dipakai sebagai rujukan di samping bahasa pemrograman lainnya yang berbasis Symbian, Windows, Linux, dan banyak lagi. Extension file e-Book berbasis telesel dengan platfom Java, biasanya .jar dan .jad. Contoh-contoh file e-Book hasil unduhan, beberapa di antaranya bisa dilihat dalam gambar 2.

Sejumlah situs yang menawarkan unduhan gratis buku-buku elektronik di antaranya dicatat berikut ini, juga contoh penawaran yang menggiurkan untuk mendapatkan e-Book gratis di internet.


Sebuah iklan yang menawarkan unduhan gratis e-Book kitab kuning tertulis seperti berikut:
Info Terbaru : Terdapat Maktabah Syamilah dengan hampir 6250 kitab, kapasitas 14 GB lebih dalam harddisk external 80 GB, jumlah kitab lebih banyak dari Pustaka Digital Kubro dalam waktu dekat akan lebih banyak lagi, lebih dari 20.000. jilid.

Perubahan-perubahan terus dilakukan. Buku cetakan yang memerlukan bahan baku kertas yang semakin mahal, mendorong para pengembang perangkat keras teknologi maupun perangkat lunaknya untuk mengupayakan respon positif terhadap kekhawatiran langkanya bahan baku kertas dan terutama tentang kelestarian alam. Sebuah upaya yang disebut “teknologi hijau”, “green computing”, dan sejenisnya, mulai digelar di mana-mana, termasuk dalam teknologi pengadaan bahan pustaka. Kondisi tersebut akan terus berlangsung. Di satu sisi, manusia adalah “perusak alam” (Q.S. Ar-Ruum, 30: 41) di sisi lain manusia pun diberi kecenderungan untuk bisa menata dan memperbaiki dirinya (Q.S. Al-Anfaal; 53). Oleh karena itu, ketika krisis bahan baku kertas semakin terasa di mana-mana, manusia pun berusaha mengatasi kondisi buruk tersebut dengan berbagai cara.

BukuTanpaKertas.jpg

Gambar 3
Satu catatan menarik yang dipampang koran Jawa Post (Jumat, 5/9/2008) adalah berita tentang perilisan buku tanpa kertas buatan Sony. E-Book ini bisa menampung begitu banyak novel, memungkinkan juga digunakan untuk menyimpan jenis tulisan lainnya. Penduplikasian, pengembangan, atau pun pemalsu-an, dalam produk teknologi masa kini, terus berjalan tanpa membuat kehebohan. Bisa diperiksa pada desain mobil, speda motor, alat-alat elektronik --seperti televisi, kamera, komputer, dan telesel, begitupun pola layanan untuk pelanggan yang menunjukkan peniruan-peniruan tersebut. E-Book buatan Sony ini, dalam waktu yang tidak begitu lama, biasanya diikuti hasil produk yang mirip dari fabrikan lainnya.


Ada satu analisis bisnis tentang keuntungan membuat, menerbitkan, dan menjual e-Book daripada menerbitkan dan menjual buku-buku cetakan. Analisis yang mungkin bisa menjadi bahan debatan bagi mereka yang belum membuktikan kenyataannya di lapangan, terutama di lingkungan internet marketing. Al-Arif (CaraBisnis.com, akses 28 Januari 2009) menyebutkan bahwa menulis e-Book tidak memerlukan biaya terlalu besar dibanding menulis buku cetakan. Begitupun ketika kedua jenis buku itu diterbitkan (disosialisasikan) kepada masyarakat, e-Book lebih menguntungkan dari sisi modal, keuntungan (royalti), maupun jangkauan penggunanya.

Produk Kreatif dan Inovatif

Perangkat hasil pengembangan teknologi harus dimanfaatkan lebih efektif sebagai perkakas yang bisa “memperpanjang jangkauan tangan manusia” (van Peurseun, 1989: 125-126). E-Book bisa digunakan sebagai alternatif bahan pustaka yang lebih efektif dibanding pustaka fisik. Pemanfaatan e-Book sebagai pustaka digital alternatif ini, meminjam istilah yang digunakan Edward de Bono (1989: 64), adalah salah satu bentuk cara khusus. Cara khusus dimaksud, bukan satu-satunya cara yang diyakini paling efektif. Sepantasnya, “kita mencoba untuk menghasilkan sebanyak mungkin alternatif. Kita tidak mencari pendekatan yang terbaik, tetapi sebanyak mungkin pendekatan yang berbeda-beda”; “alternatif yang masuk akal” (de Bono, 1989: 65).

Alternatif penggunaan bahan pustaka digital seperti software pembelajaran, ensiklopedi digital, video pembelajaran (VCD, DVD), bahan internet e-Learning, maupun e-Book, adalah sejumlah pilihan yang masing-masing memiliki risiko. Risiko dimaksud adalah risiko pendanaan, pengadaan bahan ajar maupun hardware, pengadaan materi pembelajaran yang sejalan dengan pilihan model pembelajaran, dan terutama kesiapan tenaga pengelola bahan dan model pembelajaran tersebut. Pembelajaran menggunakan perangkat teknologi komunikasi masa kini (ICT/TIK), membutuhkan dana yang besar dan sinambung, terutama dalam memelihara keberlangsungan alat dan program yang digunakan. E-Book telesel, yang termasuk di dalam lingkup perangkat teknologi komunikasi masa kini, juga akan membutuhkan risiko pendanaan maupun penyelenggaraannya. Tetapi, e-Book telesel adalah alternatif yang dianggap masuk akal penggunaannya sebagai materi pustaka digital bagi banyak anak muda masa kini!

Hampir semua remaja, murid sekolah menengah termasuk mahasiswa, baik yang ada di perkotaan maupun di perdesaan, kini, kebanyakan telah terimbas budaya pop yang konsumpif. Memiliki sebuah telesel sebagai alat komunikasi praktis masa kini adalah semacam keharusan, kebutuhan, bahkan sebagai bagian dari kebanggaan. Banyak remaja yang merasa “pede” (percaya diri) jika telah memiliki telesel, sebuah benda “mainan ataupun kebutuhan utama” yang telah menjadi simbol pergaulan pop masa kini.

Menimbang fungsi telesel masa kini dan kesiapan telesel yang dimiliki rata-rata mahasiswa, sangat masuk akal jika keberadaan telesel itu dimanfaatkan lebih optimal, sebagai alat pembelajaran. Diperkirakan, belajar menggunakan telesel akan sangat mempengaruhi semangat dan minat belajar mahasiswa. Sehingga, keberadaan telesel mahasiswa yang selama ini kerap menjadi masalah di dalam ruang kuliah, bisa lebih terkontrol melalui “penggunaan telesel sebagai media pembelajaran”. Di samping hal itu, pengaruh yang bisa muncul dalam diri mahasiswa sebagai calon guru adalah adanya kesadaran bahwa telesel memiliki fungsi sebagai alat komunikasi yang bisa diperluas fungsinya sebagai alat pembelajaran.

Masalah selanjutnya adalah bahan ajar digital. Dosen harus memiliki bahan pembelajaran yang dikemas dalam format digital. Dosen harus siap menata ulang materi-materi yang telah diajarkan atau yang akan diajarkan dalam format e-Book. Agar tidak menyulitkan pengunduhan, e-Book bisa ditata bab demi bab. Dengan menggunakan program freeware mjBook dan sejenisnya, bahan ajar bisa diconvert ke dalam format e-Book yang kemudian bisa disimpan di dalam telesel. Sebagai bahan ajar digital, e-Book dalam telesel bisa diakses mahasiswa di mana pun mahasiswa berada. Proses pembelajaran bisa menjadi lebih menyenangkan bagi mahasiswa!

Kondisi krisis bahan baku kertas telah menempatkan buku cetakan menjadi barang yang dianggap kurang mendukung kelestarian alam. Ia sebagai bahan pustaka, kini mulai digantikan dengan buku digital, e-Book (electronic book), yang diperhitungkan lebih ringan pengadaannya serta praktis penggunaannya. Perkembangan teknologi telesel telah menempatkan begitu banyak mahasiswa sebagai pengguna utama. Memanfaatkan e-Book format telesel sebagai bahan pustaka digital, diyakini akan sangat mengefektifkan pembelajaran sehingga menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi mahasiswa.

Masalah utama penelitian yang harus dirancang adalah pengembangan model perkuliahan dan pengemasan esensi bahan ajar dalam bentuk e-Book telesel. Pengemasan bahan ajar dalam bentuk e-Book, terutama e-Book berbasis PC (personal computer) sudah umum digunakan. Sementara itu, e-Book berbasis telesel perlu dikembangkan segera. Karena, perangkat telesel yang telah menjadi perangkat komunikasi umum yang dimiliki oleh hampir semua mahasiswa perlu diperluas penggunaannya. Pola pembelajaran menggunakan telesel sebagai media pembelajaran menjadi sangat rasional untuk segera dikembangkan. Pengembangan e-Book pembelajaran berbasis telesel menjadi kajian utama penelitian ini.

4 comments:

  1. Salam.Iya benar Pak Jajang, Pembelajaran model e-Book telesel perlu dikembang dan dibangunkan guna mempermudahkan P@P dalam bilik kuliag agar mahasiswa terkesan kewujudannya.

    ReplyDelete
  2. Terima kasih. Komentar Bapak menjadi dukungan yang besar bagi saya untuk terus mencoba pembelajaran model e-Book telesel tersebut. Selama ini, masih banyak temuan baru dalam bidang teknologi yang digunakan hanya untuk kepentingan bermain. Padahal jika digunakan untuk keperluan pembelajaran, media pembelajaran, wah insya Allah hasil pembelajaran akan semakin baik, karena sejalan dengan kesukaan siswa, sejalan dengan kondisi zaman.

    Mari kita bangun peradaban dengan kesadaran tinggi atas kondisi lingkungan, memanfaatkan lingkungan secara halalan-thayyiban, untuk kemaslahatan dan peningkatan kualitas hidup manusia.

    ReplyDelete
  3. Iya Pak Jajang kondisi apapun, kita sebagai ahli akademik bisa memanafaatkan apa sahaja kaedah yang terbaik bagi kemaslahatan manusia sejagat termasuk mahasiswa kita. Kaedah ini adalah salah satu hasil penelitian yang bisa dikemaskinikan bagi keberuntungan kita sebagai academician.Terima kasih Pak Jajang semoga hubungan kita semakin utuh dan mantap.

    ReplyDelete
  4. Benar, saya rasa kebutuhan aplikasi mobile sangat dibutuhkan oleh masyarakat indonesia. Mengingat keberadaan geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau.
    Beberapa ebook dari link AL KALAM - www.alkalam.asia, barangkali dapat melengkapi kebutuhan ini.

    ReplyDelete