Oleh
Jajang Suryana
Buleleng, Bali Utara, dikenal sebagai kawasan komunitas masyarakat terbuka. Pengaruh kawasan pelabuhan laut yang pernah jaya, menjadi pusat ekonomi Bali, membentuk masyarakat sekitarnya menjadi sangat loyal terhadap unsur luar. Dan, yang paling membuat kagum, begitu banyak pembaharuan yang muncul dari lingkungan masyarakat Buleleng. Keterbukaan sikap telah membawa cara memandang lingkungan dengan cara yang berbeda.
Banyak tinggalan masa lalu yang kini masih membuat orang ngeh bahwa Buleleng memang memiliki gaya yang berbeda dengan lingkungan masyarakat Bali lainnya. Satu di antara banyak hal yang menunjukkan "kelainan" Buleleng adalah yang didapatkan di lingkungan bangunan pura, bangunan ibadat masyarakat Hindu. Di Buleleng, ada sejumlah pura yang memiliki asesoris bangunan pura yang nyeleneh, di luar kebiasaan bangunan pura yang lain di Bali.
Satu di antara bangunan pura yang menunjukkan "kelainan" adalah Pura Beji di kawasan Desa Sangsit. Pura ini dianggap seperti pura bergaya Rococo. Pura yang seluruh bangunannya dipenuhi hiasan. Seluruh bagian bangunan pura, dari bagian depan hingga bagian belakang, dihiasi dengan ornamen Bulelengan yang sangat menakjubkan.
Dua buah bangunan pura lainnya --di antaranya-- yang sangat nyeleneh, insya Allah akan ditampilkan dalam postingan berikutnya.
Perbaikan bangunan pura
Pura Beji bergaya Rococo
Paduraksa yang sarat hiasan
Halaman dalam pura yang cukup lapang
Bangunan inti Pura Beji yang kaya ornamen
Kemegahan bangunan bisa menampakkan kekayaan masyarakat pendukung pura tersebut sebagai petani yang berhasil
Patung kesuburan yang dipasang di depan bangunan utama
Semua foto dibuat menggunakan Sony Ericsson K850i
No comments:
Post a Comment