Karya seni rupa menjadi bagian tak terpisahkan dari hampir semua sisi kehidupan manusia. Sejak manusia bangun tidur untuk memulai kegiatan hidup hariannya, barang-barang hasil olah rupa telah menjadi bagian keperluan hidupnya. Ketika manusia berkegiatan, rehat dari kegiatan, atau bahkan ketika manusia betul-betul istirahat total dari hampir seluruh kegiatannya, manusia tetap berinteraksi dengan berbagai hasil olah rupa. Semua benda hasil olah rupa sengaja ditata untuk menyenangkan mata, untuk kenikmatan penggunaan, untuk kebanggaan prestise, untuk kegiatan pengabdian kemanusiaan, atau bahkan untuk pengabdian kehambaan manusia kepada Tuhannya.
Hasil olah pikir manusia yang dimotori aneka kebutuhan jasmaniah maupun ruhaniah, dalam bentuk benda-benda budaya fisik, pada setiap periode kehidupan manusia terus bertambah jenis dan bentuknya. Manusia diberi kesanggupan oleh Allah untuk bisa merespon kondisi alam lingkungannya. Sumber ide yang telah ditebar oleh Allah di alam, bebas diakses oleh siapa saja yang aktif melakukan pencarian. Oleh karena itu, seorang anak sekalipun, ketika aktif melakukan olah pikir dan rasa merespon kebutuhan lingkungannya, akan bisa mendapatkan akses penuh gudang inspirasi yang telah disediakan oleh Allah.
TANPA SEKOLAH
Orang tua-tua yang hidup pada zaman dahulu, yang aktif dan tanggap terhadap keberadaan lingkungannya, mereka bisa menggubah banyak benda kebutuhan mereka. Hasilnya sangat mencengangkan. Tanpa sekolah, mereka bisa membangun rumah adat yang megah, jembatan, bendungan, atau bahkan benda-benda kecil yang berfungsi sekadar pengisi waktu luang, untuk hiburan. Mereka bahkan bisa meramu aneka kegiatan maupun hasil kegiatan menjadi sesuatu yang sarat dengan simbolisasi tertentu. Keaktifan pikir dan rasa tetap menjadi kunci keberhasilan kegiatan mereka. Dan, Allah selalu menghargai berbagai aktifitas mahlukNya!
Inspirasi batik (teknik, motif, dan makna), bentuk wayang (berbagai media dan cerita digunakan), perabot rumah tangga (berbagai bahan alami yang menyehatkan tubuh digunakan sebagai bahan dasarnya), benda-benda upacara, benda hiburan, benda ekonomis, semua didapatkan ditemukan oleh mereka yang tidak pernah berhenti melakukan pencarian. Proses kreasi, dalam kondisi dan lingkungan manapun, sama jalurnya.
PENDOKUMENTASIAN, PENELITIAN, PENGHARGAAN
Mahasiswa Jurusan Seni Rupa, kerap merasa "kehabisan" data penelitian. Dalam banyak kassus, ketika mereka akan melakukan penelitian untuk program skripsi mereka, ada saja keluhan tentang bahan penelitian yang akan mereka olah.
Pencarian data tentang benda-benda budaya fisik, benda seni rupa, bisa ditelusuri dari beragam zaman dan keberadaan manusia. Masih banyak karya peninggalan masa lalu yang bisa dikaji sebagai bahan penelitian. Kubur batu, bangunan tempat ibadat, bangunan tempat tinggal, perabot rumah tangga, alat transportasi, alat-alat hiburan, dan begitu banyak jenis benda seni rupa yang sangat menarik, bisa dikaji dari berbagai sudut pendekatan kajian. Mungkin dari sisi desain, estetika, penggunaan bahan, fungsi, bentuk, nilai yang dikandung, atau sekadar keberadaannya.
Banyak orang yang mulai tidak memiliki rasa penghargaan atas prestasi hidup masyarakatnya. Benda-benda karya masyarakat dibiarkan tanpa pemeliharaan. Bahkan banyak benda kesejarahan yang penting diganti, dipindahkan, dijual, bahkan dihancurkan demi memenuhi kebutuhan masa kini yang --kadang-kadang-- kurang memberi manfaat besar bagi masyarakat sekitar. Minimal, upaya pendokumentasian perlu segera dilakukan. Melalui penelitian-penelitian, pencatatan benda-benda prestasi hidup masyarakat bisa ditata sebagai database hasil budaya masyarakat, yang bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran penghargaan bagi generasi pelanjut.
* Semua foto dibuat menggunakan Sony Ericsson Satio U1