Data hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa teori seni rupa Indonesia didominasi hasil pemikiran dan penelitian ilmuwan Barat. Bahan pembaruan teori seni rupa anak-anak yang sesuai dengan lingkungan pendidikan Indonesia, diharapkan bisa didapatkan melalui penelitian ini. Hasilnya bisa dijadikan lawan-banding dengan teori yang telah dirumuskan berdasarkan lingkungan seni rupa Barat. Penelitian survai ini dimaksudkan untuk mengembangkan upaya ke arah harapan tadi. Dalam penelitian ini dikumpulkan gambar karya anak-anak kawasan Bali dan sekitarnya, kemudian dianalisis isi dan tampilan visualnya untuk mendapatkan bahan pembentukan teori dimaksud.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembabakan perkembangan kegiatan menggambar pada anak-anak dan remaja Indonesia, khususnya Bali, berbeda dengan rumusan yang dikemukakan oleh Sir Cyril Burt serta Ruth Griffiths (dalam Read, 1958), Viktor Lowenfeld and W. Lambert Brittain (1970), dan Amir Hamzah Nasution dan Oejeng Soewargana (1968). Gambar anak dan remaja di Bali menunjukkan pola ciri khas masyarakat Indonesia. Gambar dengan pola “gunung kembar” menjadi pola yang dominan ditemukan pada gambar anak usia TK hingga SMTA. Di samping hal utama tersebut, pola gambar bunga, pohon, matahari, burung, dan pembagian ruang gambar areal berair, menjadi ciri khas gambar anak dan remaja Bali, bahkan Indonesia. Hal itu tidak didapatkan dalam temuan pola-pola gambar karya anak dan remaja Barat yang kerap menjadi sumber acuan para ahli pendidikan seni rupa Indonesia. Tahap-tahapan perkembangan menggambar yang, sementara ini, dianggap universal oleh para ahli ilmu pendidikan seni rupa, tidak banyak ditemukan dalam gambar-gambar yang menjadi data dalam penelitian ini.
Kata-kata kunci: teori seni rupa, gambar karya anak dan remaja, lingkungan, pola gambar "gunung-kembar"
Pola "Gunung-Kembar" karya anak Taman Kanak-Kanak (TK)
Pola "Gunung-Kembar" karya anak Sekolah Dasar (SD)
Pola "Gunung-Kembar" karya anak SD
Pola "Gunung-Kembar" karya anak SD
Pola "Gunung-Kembar" karya anak Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Pola "Gunung-Kembar" karya anak Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA)
Gambar karya anak usia pra-TK yang dipengaruhi dunia televisi. Gambar ini dibuat anak usia 2,8 tahun, menggambarkan tokoh Ksatria Baja Hitam, tokoh film hero Jepang.
Karya anak TK (5 tahun) tentang Perang Robot. Kengerian, muncratan darah, kegarangan, telah menjadi bagian dari imajinasi mereka.
Gambar yang tetap terkait dengan lingkungan asli anak-anak, lingkungan tradisi mereka, lingkungan upacara di Bali.
Gambar yang merupakan hasil tiruan terhadap gaya (tradisi) menggambar masyarakat Bali.
OMG!!!!!! you have really awesome painting collection. if u need ebook then you can check this site
ReplyDeletehttp://feboook.blogspot.com
Thank you for your attention.
ReplyDeletepak ,waktu ini saya sempat mencari gambar anak-anak sekolah dasar, yang ingin saya tanyakan mengapa gambar anak-anak dari desa kekota yang saya dapatkan,rata-rata menggambar gunung kembar,apakah ada hal yang mempengaruhi? dan kenapa kebanyakan anak pada awalnya menggambr gunung kembar?
ReplyDeleteNI WAYAN SEPTIARI
1112031015
A
Itulah masalah yang sangat menarik. Jawabannya belum bisa lengkap kita dapatkan. Perlu penelitian lebih mendalam yang bisa menjelaskan fenomena tersebut. Saya pernah menemukan di mass media, gambar yang sejenis muncul dalam karya seni lukis di India dan gambar anak-anak di Jepang. Apakah pola gambar sejenis ada dan biasa di wilayah negara lain? Mengapa? Kita cari jawabannya.
Delete